CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

24 April 2009

Muraqabah Allah (sentiasa merasa di awasi Allah)


Sekarang adalah musim peperiksaan. Ada dari kalangan kita yang mengelarkankan masa ini sebagai demam peperiksaan. Tetapi ungkapan itu menimbulkan tanda tanya kepada aku? Adakah benar ada yang demam semasa peperiksaan sebab terlalu banyak menyumbatkan fakta2 penting untuk dibawa ke dalam dewan peperiksaan? mungkin ya ko...tapi yang demam ni aku rasa bukan sbb terlalu bnyk buku hndk dibaca tapi sebab duk risau memikir "mampukah aku nk baca semua ni", "Banyaknya nak hafal dan ingat" dan bermacam-macam persoalan. Sehinggakan membawa diri student tu menjadi strees dan tak dapat berfungsi. Dan satu lagi sebabnya aku rasa ler, tak cukup tido. Ya ler, dah duk berjaga saje setiap malam.huhu. Aku pun buat juga tapi Syukur alhamdulillah setakat ni aku tak kena demam lagi dan aku berharap moga-moga dijauhkan. Demam sebab tak tido ni puncanya bdn tak cukup kerehatan...Ni ler bila kita melanggar fitrah alam ni adalah yang tak kena.Tapi tak buat macam tu tak boleh ler nak jawab...haha padan ngan muka aku...


Tak nk ketinggalan aku nak ucapkan semoga berjaya untuk semua...Chayo3x.


selain daripada aku nak cerita, pasal exam ni ada benda lebih besar aku rasa aku nak cerita dan kongsikan...pada sesiapa yang sudi membacanya...Macam ni ler ceritanya...Semalam atau dalam bahasa aku kelmarin (aku ni org sabah so pengunaan istilah tu ada beza sikit ngan orang semenajung. Ada kawan aku tu xfaham bila aku cakap kemarin. kemarin atau kelmarin klu kat sini maksudnya malam semalam selepas semalam. Unik negara kita ni kepelbagaian ragam bahasa menjadikan kita kaya dengan budaya dan untungnya kita, kita tidak berpecah.Syukur Alhamdulillah. Tapi pengunaan istilah aku tu org kedah pn guna jg. so taklah janggal sangat. masih ada yang faham lagi..) aku duk study subjek hadith 2 dalam pada masa yang sama aku membuat penjelajahan maya. Bukan penjelajahan yang tak bermaksud, aku mejelajah mencari terjemahan hadith..dalam pengambaraan aku tu aku bertemulah dengan satu blog :(http://opi.110mb.com/haditsweb) yang mengandungi terjemahan hadith dan beberapa perbincangan hadith. aku study tentang hadith berkaitan al-Fitan. Yang aku rasa berbesar hati nak cerita ni ialah dalam penjelajahanku itu, aku telah bertemu sepotong hadith yang sangat meyentuh jiwa nuraniku..Hadith ni boleh di kategorikan sebagai hadith motivasi (penguat jiwa) dan berkaitan dengan kekuatan aqidah kita juga ler...aku harap marilah kita merenungi intipati kandungannya..Mohon keizinan pada tuan punya blog aku nak nukilkan hadith tu bersama keterangannya.


Tajuk artikel seperti yang tertera di Atas:Muraqabah Allah (sentiasa merasa di awasi Allah)



Mukaddimah


Kajian kali ini sangat penting sekali untuk direnungi sekaligus diamalkan, sebab hanya dengan begitu semua amalan kita akan lebih bernilai. Betapa tidak, bukankah ketika melakukan suatu amalan, seorang hamba selalu berharap agar di beri ganjaran oleh Allah dan dinilai-Nya ikhlash karena-Nya bila amalan itu baik dan bila amalan itu buruk, pastilah seorang hamba takut ada yang mengetahuinya. Padahal semua itu pastilah diketahui oleh Allah sebab Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Karena itu, sudah sepantasnyalah seorang hamba merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah sehingga semua amalannya terjaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ini semua, tentunya berkat penjagaan seorang hamba terhadap Rabbnya di mana buahnya, Rabbnya pun akan selalu menjaganya.


Naskah Hadits


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً, فَقَالَ: يَا غُلاَمُ, إِنّي أُعَلّمُكَ كِلمَاتٍ: إِحْفَظِ الله يَحْفَظْكَ, إِحْفَظِ الله تجِدْهُ تجَاهَكَ, إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله, وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بالله, وَاعْلَمْ أَنّ الأُمّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله لَكَ, ولو اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرّوكَ إِلاّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله عَلَيْكَ, رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفّتِ الصّحُف». قال: هَذَا حَديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

Dari Ibn ‘Abbas RA., dia berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi SAW., lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ghulam, sesungguhnya ku ingin mengajarkanmu beberapa kalimat (nasehat-nasehat), ‘Jagalah Allah, pasti Allah menjagamu, jagalah Allah, pasti kamu mendapatinya di hadapanmu, bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfa’at bagimu, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu, dan jikalau mereka berkumpul untuk merugikanmu (membahayakanmu) dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena (pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at-Turmudzy, dia berkata, ‘Hadits Hasan Shahih’. Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad)


Urgensi Hadits


1- Al-Hafizh Ibn Rajab RAH., berkata, “Hadits ini mencakup beberapa wasiat agung dan kaidah Kulliyyah (menyeluruh) yang termasuk perkara agama yang paling urgen. Saking urgennya, sebagian ulama pernah berkata, ‘Aku sudah merenungi hadits ini, ternyata ia begitu membuatku tercengang dan hampir saja aku berbuat sia-sia. Sungguh, sangat disayangkan sekali bila buta terhadap hadits ini dan kurang memahami maknanya.” (Lihat, Jaami’ al-‘Uluum, Jld.I, h.483)


Kosa Kata Makna perkataannya:


Di belakang Nabi : yakni di atas kendaraannya

Wahai Ghulam : yakni bocah yang belum mencapai usia 10 tahun

Jagalah Allah : yakni jagalah aturan-aturan-Nya (Hudud-Nya) dan komitmenlah terhadap segala perintahnya serta jauhilah segala larangannya

Pena-pena (pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering : yakni takdir-takdir telah ditetapkan dan telah dicatat di Lauh al-Mahfuuzh


Pesan-Pesan Hadits


1. Hadits di atas menunjukkan perhatian khusus Nabi SAW., terhadap umatnya dan kerja karas beliau di dalam menumbuhkan mereka di atas ‘aqidah yang benar dan akhlaq mulia. Di sini (dalam hadits) beliau mengajarkan si bocah ini –yang tak lain adalah Ibn ‘Abbas- beberapa nasehat dalam untaian yang singkat namun padat makna.


2. Di antara isi wasiat ini adalah agar menjaga Allah Ta’ala, yaitu dengan menjaga Hudud-Nya, hak-hak, perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Menjaga hal itu dapat direalisasikan dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan tidak melanggar apa yang diperintahkan dan diizinkan-Nya dengan melakukan apa yang dilarang-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Inilah yang dijanjikankepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.” (Q.s.,Qaaf:32-33)


3. Di antara hal yang terdapat perintah agar menjaganya secara khusus adalah shalat sebagaimana firman-Nya, “Jagalah segala shalat(mu), dan (jagalah) shalat Wustha.” (Q.s.,al-Baqarah:238), dan thaharah (kesucian) sebagaimana bunyi hadits Rasulullah SAW., “Beristiqamahlah (mantaplah) sebab kamu tidak akan mampu menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik pekerjaan kamu adalah shalat sedangkan yang bisa menjaga wudlu itu hanya seorang Mukmin.” (HR.Ibn Majah). Di antaranya juga adalah sumpah sebagaimana firman-Nya, “Dan jagalah sumpahmu.” (Q.s., al-Maa`idah:89)


4. Di antara penjagaan yang diberikan oleh Allah adalah penjagaan-Nya terhadapnya di dalam kehidupan dunia dan akhirat: a. Allah menjaganya di dunia, yaitu terhadap badannya, anaknya dan keluarganya sebagaimana firman-Nya, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (Q.s., ar-Ra’d:11). Ibn ‘Abbas RA., berkata, “Mereka itu adalah para malaikat yang menjaganya atas perintahAllah. Dan bila takdir telah tiba, mereka pun meninggalkannya.” (Dikeluarkan oleh ‘Abduurrazzaq, al-Firyaaby, Ibn Jarir, Ibn al-Mundzir dan Ibn Abi Haatim sebagai yang disebutkan di dalam kitab ad-Durr al-Mantsuur, Jld.IV, h.614). Allah juga menjaganya di masa kecil, muda, kuat, lemah, sehat dan sakitnya. b. Allah juga menjaganya di dalam agama dan keimanannya. Dia menjaganya di dalam kehidupannya dari syubhat-syubhat yang menyesatkan dan syahwat yang diharamkan. c. Allah juga menjaganya di dalam kubur dan setelah alam kubur dari kengerian dan derita-deritanya dengan menaunginya pada hari di mana tiada naungan selain naungan-Nya


5. Di antara penjagaan Allah lainnya terhadap hamba-Nya adalah menganugerahinya ketenangan dan kemantapan jiwa sehingga dia selalu berada di dalam penyertaan khusus Allah. Mengenai hal ini, Allah berfirman ketika menyinggung tentang Musa dan Harun AS., “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku berserta kamu berdua; Aku mendengar dan melihat.” (Q.s., Thaaha:46) Demikian juga dengan yang terjadi terhadap Nabi dan Abu Bakar ash-Shiddiq saat keduanya berhijrah dan berada di gua, Rasulullah SAW., bersabda, “Apa katamu terhadap dua orang di mana Yang Ketiganya adalah Allah? Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (HR.Bukhari, Muslim dan at-Turmudzy)


6. Seorang Muslim wajib mengenal Allah Ta’ala, ta’at kepada-Nya dan selalu mengadakan kontak dengan-Nya dalam semua kondisinya sebab orang yang mengenal Allah di dalam kondisi sukanya, maka Allah akan mengenalnya di dalam kondisi sulitnya dan saat dia berhajat kepada-Nya


7. Terkadang ada orang yang tertipu dengan kondisi kuat, fit, muda, sehat dan kayanya namun sesungguhnya nasib orang yang demikian ini hanyalah kerugian, kesia-siaan dan celaka


8. Seorang harus selalu antusias untuk memperbanyak meminta pertolongan kepada Allah dan memohon kepada-Nya dalam semua kondisi dan situasi yang dihadapinya. Hendaklah dia tidak memohon kepada selain-Nya terhadap hal tidak ada yang mampu melakukannya selain Allah seperti meminta kepada para wali yang shalih, orang mati dan sebagainya. Allah berfirman, “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu pula kami meminta tolong.” (Q.s., al-Fatihah:5)


9. Sesungguhny apa-apa yang menimpa seorang hamba di dunia, baik yang mencelakakan dirinya atau yang menguntungkannya; semuanya itu sudah ditakdirkan atasnya. Dan tidaklah menimpa seorang hamba kecuali takdir-takdir yang telah dicatatkan atasnya di dalam kitab catatan amal sekalipun semua makhluk berupaya untuk melakukannya (mencelakan dirinya atau memberikan manfa’at kepadanya). Allah berfirman, “Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (Q.s.,at-Taubah:51)


10. Bila seorang hamba telah mengetahui bahwa tidak akan ada yang dapat menimpanya baik berupa kebaikan, keburukan, hal yang bermanfa’at atau pun membahayakannya kecuali apa yang telah ditakdirkan oleh Allah darinya, serta mengetahui bahwa seluruh upaya yang dilakukan semua makhluk karena bertentangan dengan hal yang ditakdirkan tidak akan ada gunanya sama sekali; maka ketika itulah dia akan mengetahui bahwa hanya Allah semata Yang memberi mudlarat, Yang menjadikan sesuatu bermanfa’at, Yang Maha Memberi atau pun Menahannya. Sebagai konsekuensi dari semua itu, seorang hamba mestilah mentauhidkan Rabbnya dan menunggalkan-Nya dalam berbuat keta’atan dan menjaga Hudud-Nya.


11. Seorang Muslim harus menghadapi takdir-takdir Allah yang tidak mengenakkannya dengan penuh keridlaan dan kesabaran agar bisa meraih pahala atas hal itu. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan diganjari pahala mereka dengan tanpa hisab (perhitungan).” (Q.s., az-Zumar:10). Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW., bersabda, “Sungguh aneh kondisi seorang Mukmin; sesungguhnya semua kondisinya adalah baik, jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur; maka itu adalah baik baginya. Dan bila ia ditimpa hal yang tidak menguntungkannya (kemudlaratan), ia bersabar; maka itu adalah baik (pula) baginya.” (HR.Muslim)


12. Seorang Muslim tidak boleh dihantui keputusasaan dan pupus harapan terhadap rahmat Allah ketika mengalami suatu problem atau musibah. Ia harus bersabar dan mengharap pahala dari Allah atas hal itu serta bercita-cita agar mendapatkan kemudahan (jalan keluar) sebab sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran dan bersama kesulitan itu ada kemudahan (SUMBER: Silsilah Manaahij Dawraat al-‘Uluum asy-Syar’iyyah –al-Hadiits- Fi`ah an-Naasyi`ah, karya Prof.Dr.Faalih bin Muhammad ash-Shaghiir, h.104-109)



30 March 2009

Buku yang wajar di baca & dimiliki oleh semua





Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...



Sudah lama kiranya aku tidak mengisi lamanku ini dan sudah lama jugalah mata penaku tidak melenggokkan tarinya, kesibukan menyebabkan aku tidak berpeluang melawati lamanku ini. Untuk kesekian kalinya ini aku hadir dengan satu demnsi yg tidak lah baru tapi boleh lah. Untuk warta kali ini, ingin aku sajikan satu perkongsian ilmu yang wajar untuk dinikmati oleh semua kaum Muslimin dan untuk sahabat2ku yang dikasihi sekalian. Untuk kali ini aku tertarik dengan buku di atas. mungkin tajuknya agak biasa tetapi kupasan dan kandungan di dalamnya sangat berharga untuk dibaca dan difahami. Buku ini mudah untuk di dapati tetapi saja aku masukkan di blogku ini agar mudah bagi sesiapa yang melawatinya untuk mengaksesnya. Khususnya untuk sahabat2ku. Ni merupakan buku ke-3 yang aku baca dari penulis yang sama. Untuk menikmati apa yang terkandung di dalam buku ini sila lawati laman url di bawah:





Aku yakin dan percaya hanya dalam masa sehari paling maksimum kita semua akan dapat menghabiskan kandungan buku ini. Dinasihatkan pada mereka yang membaca buku ini agar berlapang dada, membuka pintu mata dan hati.


Harapan besar dariku: Luangkanlah masa untuk membaca buku ini, bukan untuk siapa tapi untuk manfaat diri kita juga...

10 January 2009

"ikhlas"

Hari ini genaplah sudah dua minggu ana mlalui minggu pengkuliahan. Dan semester ini juga genap ler sdh 3 tahun ana belajar di perbukitan UKM ini. Habis jer semester ini dgn izin yang Maha Esa UKM akan menjadi sejarah yang terlakar indah dalam memori ana. Terasa begitu cepat masa berlalu. begitulah fitrah alam, setiap yang datang pasti akan berlalu. bagi yang mengisinya dengan penuh hikmah mereka akan merasa nikmatnya. Nikmat itu datang dalam bentuk yang pelbagai terpulang bagaimana setiap daripada kita menggunakan peluang yang ada. Bila ana Imbas kembali di sepanjang ana menjadi seorang pelajar terdapat banyak kelemahan-kelemahan yang ana temui dalam diri ana yang perlu diperbaiki. Kelemahan yang terbesar yang perlu ana perbaiki bagaimana untuk menjadi seorang mukmin yang sebenar. Menjadi seorang muslim itu telah pasti namun menjadi seorang mukmin yang muttaqin terlalu banyak liku-liku yang perlu ditempuhi. Salah satu antaranya menghadirkan niat yang "ikhlas" kerana Allah S.W.T dalam semua hal. Dalam menghadirkan niat atau rasa ikhlas itu ada sahaja bisikan2 yang membisik di hati ini. menungkapkan perkataan itu agar orang melakukannya amat mudah tapi untuk menghayatinya amat payah. Contoh paling dekat dalam situasi ini ialah menghadirkan niat ikhlas dalam menuntut ilmu adalah semata-mata kerana Allah. Ada di antara kita khususnya yang berada di universiti ini tujuannya datang hanyalah semata-mata nak lulus , dapat anugerah dekan , datang untuk mengubah nasib kuarga dsbny. Cubalah tanya pada sesiapa yang belajar di universiti ni knp dia dtg ke sini.pasti akan ada salah satu dari jawapan tersebut. Ana juga begitu. Jarang yang mengungkapkan "ana datang ke universiti ini adalah untuk memperdalamkan ilmu pengetahuan yang masih sedikit ini, agar daripada ilmu itu ana mampu menambahkan lagi rasa keimanan ana kepada Allah s.w.t.

klu kita semua perhatikan dan rasakan tidak akan sama orang yang menuntut ilmu dengan niat ikhlas dengan orang yang datang dengan niat yang selainnya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Amirul mukminin Abu Hafs, Umar bin al-Khattab r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: "Bahawasanya segala amalan itu adalah dengan niat dan setiap orang mendapat pahala berdasarkan apa yang dia niatkan. Sesiapa yangberhijrah kerana Allahdan rasul-Nya makahijrahnya itu adalh bagi Allah dan Rasulnya. sesiapa yang berhijrah kerana dunia yang akan diperolehinya atau kerana perempuan yang ingin dikahwininya, maka hijrah itu adalah kepada apa yang dia niatkan (hadith riwayat Bukhari & Muslim, 1907)

begitulah juga dalam pada tugas kita sebagai penuntut jika kita berniat untuk lulus kita akan memperolehinya. Namun jika niat kita itu ikhlas kerana Allah kita akan memperolehi nikmat dunia dan nikmat akhirat. oleh itu dalam pada kita menuntut ilmu ini Rasullullah s.a.w meninggalkan dengan secebis nasihat yang sangat bermakna . Hatta ana sendiri ketikamana menemui potongan hadith ini bergetar rasa hati. Nasihat yang sangat menyentuh kalbu, daripadanya menimbulkan rasa keinsafan dan rasa keimanan. Sabda Nabi s.a.w : "sesiapa yang menuntut ilmu(agama) untuk menyayngi ulama, atau berbahas dengan orang jahil, atau dengan ilmu itu wajah orang ramai tertumpu kepadanya, maka Allah masukkannya ke dalam neraka.(Riwayat al-Tirmizi, Ibn Majah dan al-Hakim dalam al-Mustadhrtak dan persetujui kesahihannya oleh al-Dzahbi...begitu jelas daripada sabda Nabi s.a.w ini tentang peri pentingnya niat yang ikhlas khususnya dalam pada diri kita menuntut ilmu.

Tujuan ana mencoret di pagi hari yang penuh keberkatan ini adalah semata-mata untuk melakukan muhasabah untuk diri ana yang kadang-kaadang terlalai. Dengan coretan ini juga dapat mperingati sesiapa sahaja. Semoga Allah dengan rahma dan kasih sayangnya akan terus memberi peluang kepada ana untuk memperbaiki diri agar menjadi salah seorang dikalangan hamba2nya yang soleh.Amin

18 October 2008

PERJUANGAN SEORANG PELAJAR..

"KARNIVAL UKM KECOH" begitulah tajuk artikel yang menjadi tajuk utama Kosmo , bertarikh 18 oktober 2006. Berita tersebut menceritakan tentang bagaimana sekumpulan pelajar yang ingin menghantar memorendum kepada Menteri Pengajian Tinggi Malaysia di halang oleh pengawal-pengawal keselamatan. Nak di imbas baliknya ketika itu ana juga berada ditempat kejadian. Pada masa tu ana dan tiga lagi rakan ana nak bersiap-siap nak masuk ke dalam DECTAR , tiba-tiba suasana hening menjadi riuh rendah (taklah riuh mcm kat pasar malam. nak begitahunya ada suara bergema membelah angkasa juga la) dengan laungan "hidup-hidup mahasiswa....dan seterusnya". Ingatkan suara tu nak bersorak sebab kedatangan menteri kita nak masuk ke dalam dewan (Rupanya andaianku salah belaka). Waktu kejadian tu orang semua "berkerumun" depan pintu utama nak masuk lobi Dectar. Mulanya ana dan kawan ana tak masuk dalam lagi tapi bila kejadian tu berlaku ana dan kawan ana terusa masuk ke dalam. Tahu kenapa? Tiba-tiba perasaan malu menyelinap masuk ke sanubari. Perasaan tu wujud sebab hati ana mengatakan ketidakwajaran tindakan yang dilakukan serta yang terlibat itu antaranya adalah dari kalangan sahabat-sahabat yang sealiran , sefakulti dan sepenampilan dengan ana serta mereka itu adalah dari kalangan sahabat-sahabat ana. Mungkin kata-kata ana ini, bagi yang membacanya berasa kurang wajar dan tak patut diluahkan. Mungkin jika antum semua berada diposisi yang sama dengan ana mungkin antum akan berfikir perkara seperti saya. namun yang ana nukilkan ini adalah pandangan ana sendiri dan tidak ada kaitan sama sekali dengan pandangan orang lain. Bagi yang tak sehaluan dan sependapat dengan ana, ana dengan rasa rendah diri memohon ampun dan maaf jika ada yang terasa dan terkilan. Ini adalah satu bentuk pesanan seorang sahabat kepada sahabat yang dikasihi meskipun pesanan dan nasihat ana tidak setanding dengan pesanan yang disampaikan oleh kekasih Allah kepada Sahabatnya yang dicintai dan pada umatnya yang dikasihi.
Melihat kepada tindakan yang ditampilkan ana berfikir semula apakah ertinya perjuangan seorang mahasiswa dan pelajar yang sebenarnya. Apakah perjuangan yang dimaksudkan adalah seperti perjuangan yang dituntut oleh kumpulan yang telah membuat Tuntutan kepada Dato menteri, supaya diadakan pilihanraya kampus yang telus atau tuntutan-tuntutan yang lain yang dikemukan oleh para pelajar. Saya melihat, perkara utama yang menjadi nadi perjuangan pelajar dalam konteks diri kita semua terutamanya dalam lapangan ilmu ini adalah mengaut seberapa banyak ilmu yang boleh, meskipun kita tidak akan mampu mengaut secara total keilmuan yang dimiliki dan dikuasai oleh Allah s.w.t. Tetapi kewajipan menuntut ilmu itu tetap menjadi suatu kewajipan. Melalui ilmu yang mantap dan jitu sebaran dakwah akan lebih mudah difahami dan kita akan mengetahui cara yang harus digunakan supaya agama Islam yang kita cintai ini akan dapat disal
urkan dan disebarkan dengan sebenar-sebenarnya. Dengan Ilmu, kita akan mengetahui apakah metod dakwah yang digunakan oleh Rasulullah s.a.w dalam menyebarkan dakwah kepada umat pada zamannya. Apalah ertinya suatu perjuangan jika dalam diri seorang mujahid dan mujahidah itu dadanya hanya di isi dengan kekosongan belaka. Mana mungkin dakwah murni yang menjadi hajat dihati akan dapat disampaikan walaupun ianya disertai dengan niat yang ikhlas. Jangan kita cemarkan maruah Islam yang kita cintai ini dengan tindakan-tindakan yang kurang manis sehingga menyebabkan orang berpandangan serong kepada Islam. Bertindaklah dengan tindakan seorang yang berintelektual bukan bertindak dengan tindakan yang berbaur hawa nafsu. Semua orang punya keinginan untuk membumikan hukum hakam Allah tetapi jangan sampai kita memalukan diri kita, diri orang lain dan agama Islam itu sendiri. Dakwah yang ingin disampaikan akan mudah diterima jika kita berilmu. dengan Ilmu seluruh tindakan kita akan dipandu dengan cara yang betul disamping keimanan yang mendalam kepada khaliqnya. Insyaallah..
Secara peribadi yang ana amat tidak bersetu
ju dengan tindakan "kumpulan" tersebut kerana tindakan mereka tidak kena pada caranya, masa dan waktu. Apatah lagi ia telah memalukan banyak pihak. Sedangkan dalam Islam antara perkara terpenting yang perlu dipelihara adalah maruah diri. Selain itu, ia turut memalukan pucuk pimpinan atasan UKM. Kenapa perlu bertinak sedemikian rupa????? Perkara ini juga menjadi pertanyaan yang sentiasa berlegar-legar difikiran ana. Jika sekiranya tuntutan yang diminta itu berkaitan dengan majlis yang dianjurkan , mungkin boleh dipertimbangkan tetapi tuntutan tersebut meleset jauh sekali. Sekali lagi saya meminta kepada semua pihak yang terbabit bertindaklah secara hikmah. kenapa bertindak sedemikian rupa. Pernahkah kita berfikir sebelum melakukan perkara sedemikian?. Bagaimanakah pandangan orang bukan Islam kepada umat Islam selepas inI? Bagaimanakah juga pandangan umat Islam yang fikrah Islamnya belum tumbuh subur dijiwa mereka? Tentu mereka akan terus-terusan memandang serong kepada agama Islam . Jika begini jadinya sampai bila agama Islam yang kita cintai ini akan sampai kepada mereka. Apakah kita secara terus-terusan mahu Islam ini dilabel sebagai agama yang bersifat keganasan. Jangan para sahabatku, kita semua perlu mempertahankan kesyumulan agama ini. Disamping itu jika antum berterus-terusan dengan tindakan antum ini, antum akan memburukan imej kita sebagai pembela agama. Fikir-fikirkanlah sementelah kita masih mampu berfikir dengan waras. Cuba teliti bagaimana pemusnah-pemusanah Islam bertindak untuk membumikan agama mereka, kebanyakan mereka menggunakan teknik yang berhikmah, halus bak lubang dan ketajaman jarum tetapi apabila ia menusuk, sangat menusuk kalbu. Teknik mereka ini semua ini disadur daripada teknik yang ditinggalkan oleh Rasulullah S.A.W, tetapi kita sebagai umat Islam meninggalkan sunnah terbesar itu.....fikir-fikirkan.jadilah mujahidah pembela yang sebenarnya...apalah ertinya menjadi pendakwah tanpa ilmu didada.



17 October 2008

Mutiara kata daripada Rasulullah s.a.w


Marilah sama-sama kita renungkan kata-kata nasihat yang penuh hikmah ini. Semoga kita semua dapat hidup berjaya di dunia & akhirat...amin..


Assalamualaikum


Alhamdulillah,segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam di atas segala nikmat iman dan islam, selawat dan salam buat nabi junjungan, ahli keluarga, sahabat-sahabat baginda dan para pengikutnya yang sentiasa berdiri teguh untuk mendaulatkan Islam di muka bumi ini. Syukur alhamdulillah di atas nikmat kemudahan yang telah diberikan oleh Allah S.W.T, pada pagi yang penuh dengan limpahan nikmat ini, akhirnya saya telah berjaya membina blog ini.
Blog ini dibina agar dengan melalui wadah ini saya dan sahabat2 sekalian dapat bersama-sama melakukan perkongsian ilmu. Matlamat utama penubuhan blog raudhah illiah ini adalah bertujuan menyeluarkan seberapa banyak ilmu yang kita ketahui, yang baru diketahui, yang belum di ketahui dan sepatutnya kita ketahui. Semua ini, insyaallah sumber utamanya adalah berpaksikan kepada al-Quran dan al-Sunnah. Tidak ketinggalan kita titipkan bersama-sama pendapat para ulama yang muktabar yang mendokongan perjuangan untuk membumikan al-Quran dan al-Sunnah sepanjanang zaman.
Rakan2 dialu-alukan untuk sama-sama memeriahkan blog ini, jika terdapat sebarang perkongsian ilmu yang hendak disalurkan. Semoga Allah memberkati usaha kita semua. Wallahhu 'Alam.amin.